MABA UMAHA dari 12 Propinsi Termasuk dari Nias

\"\"

Membaca data adalah ciri seorang saintist yah cirinya warga terdidik. Sebab data yang bicara bukan bisikan atau kabar burung yang “bersliweran”. Tampak grafik dibawah sudah sangat kentara sekali Mahasiswa UMAHA bukan berasal dari Sidoarjo dan sekitarnya tetapi sudah mencakup 12 Provinsi. Ini sangat luar biasa. Apakah ini karena “Rektor Effect”.

Rektor UMAHA sekaligus Presiden ADRI yang keliling Indonesia selalu menggaungkan UMAHA. Sudut pandang dari sisi marketing, di masa Pandemi Covid 19, perjalanan marketing UMAHA begitu berat. Yang biasanya dilakukan dengan model door to door dengan mendatangi Sekolah-sekolah untuk presentasi. Tahun 2021 tidak boleh dilakukan. Pendekatan lewat expo Kampus juga tidak bisa. Berbagai cara tetap dilakukan, bahkan dengan melakukan pendekatan lewat spiritual dengan “berdepe-depe” ziarah ke Makam KH. Hasyim Latif dan Wali Khos Sidorjo.

Setiap Kamis Malam Jum’at saat bulan Ramadhan, selalu melakukan amalan Sholawat, Wirid, Istighosah sampai Tengah malam menjelang Saur, baru balik Kampus. Setelah melakukan beberapa kali, akhirnya tidak boleh dilakukan lagi karena ada penyekatan wilayah.

Tim marketing mencari jurus lain mulai dengan sebar flayer berdasarkan momen-momen yang ada misalnya hari Pahlawan, Hari Kartini, Hari Santri setiap momen apapun selalu sebar flayer. Bahkan ada saat yang tidak bermoment terpaksa pinjam momen tetangga yaitu Hari Lahirnya Persebaya. Padahal Sidoarjo sendiri punya club sepak bola, karena kalah popular tidak digunakan. Marketer juga mencoba menggunakan teknik influencer, digital marketing baik dengan Tic Toc atau memanfaatkan medsos yang lain juga teknik yang lain lainnya. Alhamdulillah.

Pada tutup buku PMB tahun 2021 berdasarkan data maka didapatkan. Sebaran asal Mahasiswa UMAHA tahun ajaran 2021/2022 terdiri dari 12 Propinsi mulai ujung timur Indonesai yaitu Provinsi Papua dengan “Raja Ampat” sampai Propinsi Sumatera Selatan tepatnya Pulau Nias. Ingat apa kalau Nias, “pun kesupen wak” Lompat Batu.

\"\"

Sekali lagi berdasar data. Bapak Ibu Dosen UMAHA harus siap-siap dengan karakter luar Pulau Jawa, tentunya yang dulunya ngomong halus dan santun harus bisa menyesuaikan. Yang biasanya “pean” dengan banyak gurauan dengan Mahasiswa yang tawaduk dengan cium tangan. Sekarang bisa jadi bergeser kearah yang berbeda.

Oleh karena itu sebagai pelayan Mahasiswa, Dosen harus menyiapkan mental dan santun. Sebagai warga “Ndalem” tetap pegang teguh agamis, arif, pintar, beretika, santun dan seambreg karakter Jawa. Bapak Ibu Dosen UMAHA HEBAT jangan lupa peta jalan pembelajaran lewat Spada Umaha. Selamat datang MABAKU.

Scroll to Top