Sang Pujaan Elvie Skopi

\"\"

Pagi itu berangkat buru-buru takut take off jam 07.00 bisa ketinggalan. Sudah lama sekali tepatnya 2 tahun yang lalu saya berkenalan, walau ketemu Cuma 2 hari saja tapi saya langsung jatuh hati tiada kepalang. Akhirnya kita berpisah, saya berusaha kontak jawabannya hanya nanti saja ketemu. Dua tahun berlalu pada akhirnya kita bertemu dan langsung jatuh cinta benar-benar cinta yang secinta-cintanya. Karena saya berusaha sekuat tenaga mencari dan menemukan mestinya saya saja yang jatuh hati tetapi ternyata semua yang ketemu juga jatuh cinta. Tidak perduli yang ABG kayak pak Khairil Anam atau Pak Bambang Panji, Pak Farid Martah, Pak Setiawan yang sudah sepuh sama-sama kepincut jatuh cinta. Setelah perjalanan yang cukup dramatic karena harus melawati hutan dengan jalan yang berkelok dan sungai meliuk tajam. Sempat beberapa kali berpapasan dan terpaksa harus berhenti. Akhirnya menjelang Sholat Jum’at kita dipertemukan. Hati saya benar-benar berdebar karena momen pertemuan yang romantis ternyata hanyalah ditempat yang biasa dan kurang tepat.

Selesai Sholat Jum’at kita disihir keelokan Scopus. Dengan berdepe-depe berkah Ngaji Kampung model lesehan dengan impla menggunakan Dampar kita akhirnya lupa waktu. Tampak Dr. Rosmiati memberikan pengantar seputar Orcid.Org, \”Setiap penulis di Scopus harus memiliki akun orcid\”, dengan logat khas Makasaran.

\"\"

Gambar 1. Dr. Rosmiati dan Setiawan, MM.

Siapa takut walau pakai celana pendek siap belajar dan terus belajar. Nggak perduli gak raup, gak sikatan, gak ngopi, gak sarapan mulai jam 06.00, padahal nggak ada yang nyuruh nggak ada yg ngomando. Pada saat pertama kali masuk lokasi. Waduh tempatnya sangat tidak representatip karena harus lesehan walau udara sejuk tetapi itu jadi terlupakan saat sudah berjalan seolah-olah terhipnotis. Saat pendampingan dimulaipun, tim Rumah Scopus dengan mengerahkan 10 anggota, tetapi akses internet masih belum bisa diakses. Karena akses internet yang masih tidak bisa diakses, pendampingan dibuat secara teori. Salah satu teori adalah kerangka jurnal, dalam hati duh “nulis lagi akeh tunggale”, walau dengan berat hati saya terpaksa membuat kerangka dengan baik, karena berulang-ulang saya perbaiki, takut kalau disuruh menampilkan kedepan.

\"\"

Gambar 2. Suasa Pembelajaran di Camp Scopus UMAHA 2022

Membuat kerangka jurnal memakan waktu 3 jam. Bim Salabim. Ternyata sambungan internet sudah lancar. Kerangka di copy kemudian ditaruh pada file word baru. Kata P. Joe, “Bapak Ibu sekalian bagaimana cara melengkapi kerangka yang berupa kalimat saja, tanyaka ke Google?. Lanjutnya \”Moh…..!”. Hanya orang awam saja mencari artikel lewat google, buka situs Scopus. Selanjutnya,”untuk membuat paraphrase”, yah masih nggrundel karena memang belum kenal, “opo wong ate nulis jurnal kok loncat-loncat gak karuan”.

Ternyata triknya ada 10 langkah untuk membuat jurnal scopus mulai Q4 sampai Q1 dengan mensitasi secara cerdas diantaranya sebagai berikut :

  1. Kumpulkan referensi kedalam Mendelay.dvk
  2. Paste kerangka Scopus bagian kolom konten pada file word baru.
  3. Blok kalimat dan translate ke bahasa inggris dengan klik mouse kanan pilih translate
  4. Dalam satu kalimat cari keyword
  5. Buka Scopus, masukkan keyword dan lakukan pencarian
  6. Download
  7. Copykan ke Word dan translate ke bahasa Indonesia
  8. Ubah ke kalimat buatan sendiri dalam bahasa Indonesia
  9. Insert Citation pada Word pilih Cite
  10. Sudah jadi sitasi translate ke bahasa Inggris

Setelah mengenal 10 jurus itu, sudah tidak lagi membatin, berprasangka, berkomentar walau dalam hati. Tersihir bak cerita kanak-kanak. Lupa waktu nggak perduli sudah larut malam bahkan menjelang dini hari. Nggak peduli walau dengan lesehan lupa segalanya. Yang penting \”Kopi mana kopi…. sak sruput Manttaaap…..\”. Nggak ada beda usia, semuanya sama. Bak Remaja kedanan idola. Si Elvie Sikopi. Nggak tahu siapa itu. 

 Masak jurnal Scopus begitu. Nggak percaya ini buktinya, dari Journal of Professional Nursing yang terbit di School of Nursing, California State University, Fresno, United States of America, dengan judul Integrating service learning into the RN to BSN curriculum with the application of QSEN competencies. Jurnal Scopus quartile 1 atau biasa disebut dengan Q1.

\"\"

Gambar : Journal of Professional Nursing

Masih nggak percara pada bagian Introduction di halaman pertama saja ada 15 sitasi, padahal pada halaman tersebut terdiri dari 52 baris. Itu artinya kurang dari 4 baris ada satu sitasi. Apabila muncul peratanyaan kapan kita menulisnya?. Sebenarnya kita juga menulis yaitu pada bagian paraphrase, tetapi karena diIndonesiakan dengan kalimat sendiri, setelah selesai ditranslate ke bahasa Inggris maka sudah pasti cek plagiasi sekelas Turnitin tidak bakalan terdeteksi karena kalimat asli sudah berubah total. Asal kaidah cara mensitasi dari jurnal memenuhi metode penulisan. Karena ada beberapa catatan secara teknis penulisan, yaitu penulisan sitasi pada awal kalimat atau awal teks dengan (According to) dan kutipan yang ditulis di akhir kalimat(see also). Bagaimana Bapak Ibu begitu menariknya Scopus, peneliti, ilmuwan, dosen semua kesengsem tertarik terkesima padanya, karena sangat seksi (Wonosalam, Medio Januari 22)

Scroll to Top