TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA GENERASI Z ( GENERASI Akhir ZAMAN )

Dunia Pendidikan semakin resah,
ditengah Era R 4.0 \”, akumulasi super cepat dari R1, R2, R3 puncaknya Revolusi Industri R 4.0 yang akan menghasilkan Generasi Millinial\”. Kata Prof Dr Suyatno ahli Globalisasi dari Malaysia. begitu anak-anak itu lahir ke Dunia, semua kercerdasan buatan (Artificial intelligent), Big Data Analysis dan Enternet of Things sudah bisa membimbing mereka, sehingga tahu segalanya. Dengan teknologi pendukung sebagai berikut :

1. Smart Phone
( Android) atau
Komputer
(Windows),
istilahnya
\”,Kun fayakun\”.
Semua ilmu akan
terjawab seketika.
Apa bila guru
tidak aktif, maka
murid yang
aktif akan lebih tahu
di Era serba Virtual.
2. Robotisasi pintar bisa
menggantikan peran
manusia
3. Kendaraan jalan tanpa
sopir ( Auto Pilot )

4. Pelayanan Drone
meluas, bisa
menjangkau
semua medan lewat
udara, dibimbing
Goegle Maps
dikendalikan
Smart phone ( Hp )
dan multi fungsi

5. Otomatisasi mesin
canggih multi fungsi,
Rumit dan Sulit untuk
dimengerti orang
awam.

Model pendidikan generasi X dan Y sudah tidak relevan lagi.

Perlu adanya perubahan sistem untuk merumuskan ulang model pendidikan , untuk Generasi Z. Bahkan di Amerika dan Eropa, 30 Perguruan Tinggi lama yang mempertahankan sistem konvensional, yang tidak mengikuti alur R 4.0 menjadi kampus museum, artinya Kampus ditinggal Mahasiswanya.

Sekarang ini, banyak para profesor kelas dunia dibidang pendidikan merasa
ke bingungan menghadapi Generasi Digital atau Generasi Milinial, mereka mempunyai : Komunitas, style, informasi sendiri walaupun sampah, mereka masih perlu bimbingan. Model pendidikan yang pas untuk Generasi Digital bagai mana….??? Trendnya cenderung cepat serentak mengglobal.
Karena ini masalah dunia, Solusinya mendunia pula. Kita wajib kerja sama antar Negara ,\” Menghadapi Pendidikan Era Generasi Emas ini, sudah tidak bisa main sendiri.\” Kata Rektor UMAHA

Gagasan diatas dapat ditangkap oleh Presiden ADRI Internasional
Dr H Ahmad Fathoni Rodli MPd merangkap Rektor UMAHA, pada Tgl 30 Agustus 2019
di lantai 3 UMAHA mengadakan MoU 47 LPTNU yang mewakili INDONESIA, Pihak asing PHILIPINA, dan THAILAND.Ternyata gebrakan pertama sukses, pesertanya sangat antusias, hal ini perlu diulangi gebrakan ke 2 lebih besar lagi, pada Tanggal
24 September 2019 MoU di Tempat yang sama, INDONESIA diwakili 135 perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, asing INDIA dan MALAYSIA juga sukses.

Terlihat dari antusiasnya para Rektor kerjasama antar bangsa, jelas saling membutuhkan, berkolaborasi, untuk saling tukar informasi antar Perguruan Tinggi di Dunia melalui MoU, ke depanya bisa dilanjutkan Model Talk Fusion bisa Berkonfrensi antar negara dalam 1 waktu 500 orang bisa duduk berdiskusi dalam forum On-line atau dengan Pembelajaran Jarak Juah (PJJ ), E-learning, Daring. Untuk Berdiskusi.

Diharapkan dengan kompleksnya permasalahan Pendidikan Dunia nantinya, bisa mempunya persepsi yang sama. Sehingga solusinya segera terselesaikan.

Para Dosen harus terus up-date dalam mengamalkan Ilmunya so
Dunia Pendidikan Tinggi perlu Gathering aktif, agresif berkolaborasi dengan Pemerintah, dunia Industry dan Usaha, agar terjadi LINK & MATCH. Bila perlu pihak Pemerintah mengirimkan Para Pendidik / Ahli keluar negeri pada Nagara- Negara Modern yg sdh menjalankan R 4.0. Sehingga, terjadi alih teknologi sejak dini, bisa menjadikan
up-to date produk Unggulan yang berorientasi pasar. Sesuai dg kreteria R 4.0 kalau itu bisa dikuasai. Kedepannya lompatan Sumber Daya Manusia ( SDM) SANGAT DIBUTUHKAN, alamat dunia dalam
\” GENGGAMAN\”
\”. Kecepatan bisa menjadikan luar biasa\”. Ujar Staf Meristek Dr Hari Purwanto \”, kita harus tetap flexible dan terus berproduksi\”. Tambahnya

\” THE BEST WAY TO PREDICT YOUR FUTURE IS TO CREATE IT\”.

Scroll to Top