KREATIVITAS PERUPA BERLANDASKAN BUDAYA

Menjalani proses Kreatif , Menelusuri  Keunikan yang Positif”.

Terus Berkarya, dengan menjunjung tinggi Budaya

Menumpahkan rasa dalam ungkapan ekspresi rupa yang berestetika

\"\"
Punokawan lagi piknik
Sumber : Perupa Lejar daniartana Hukubun, 2018

Kata kreativitas seakan tidak asing karena sering diucapkan dan didengar dalam kehidupan sehari-hari. Roh dari keativitas adalah “daya cipta” dan kemampuan berkreasi. Jika dihubungkan dengan kesenian KREATIVITAS adalah ESENSI Seni. Kesenian merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai kesenian satu bangsa maka semakin tinggi nilai budaya yang terkandung didalamnya. Kesenian sebagai salah satu bagian penting dari kebudayaan tidak pernah lepas dari masyarakat, sebab kesenian merupakan sarana untuk mewujudkan segala bentuk ungkapan kreatifitas manusia.

Kreatifitas merupakan kegiatan mental yang sangat individual, manifestasi dari kebiasaan manusia sebagai individu. Manusia yang kreatif adalah manusia yang menghayati dan menjalankan kebebasan dirinya secara mutlak. Jakob Sumardo mengungkapakan dalam tulisannya bahwa Orang yang kreatif selalu dalam kondisi kacau, ricuh, kritis, gawat, mencari-cari, mencoba menemukan sesuatu yang pernah dari tatanan budaya yang pernah dipelajarinya . Jika mengacu pada pilihan klaimat tersebut, tegangan, kegelisahan dan keliaran  nampaknya dapat dilacak melalui karya, mislakan kecenderungan visual pada karya seni rupa.

A.A.M Djelantik mengatakan

Kreativitas menyangkut penemuan sesuatu yang “seni” nya belum pernah terwujud sebelumnya. Apa yang dimaksud dengan “seni” nya tidak mudah di tangkap karena ini menyangkut sesuatu yang prensipil dan konseptual. Yang dimaksudkan bukanlah hanya “wujud” yang baru, tetapi adanya pembaharuan dalam konsep-konsep estetikanya sendiri, atau penemuan konsep yang baru sama sekali.

Kreativitas dalam berkarya perlu penghayatan yang seksama. Supaya perupa ataupun seniman dapat mengilhami proses kreatif yang dilalui. Tentu tindakan dengan Langkah yang tepat diperlukan. Kreativitas lahir dari berbagai ide yang dirangkai sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan disini bersifat berubah, dan pemenuhan kebutuhan tersebut  unik, khas dan beragam. Kreativitas tumbuh dan berkembang dalam keberagaman. Kebudayaan merupakan kekhasan sekaligus keberagaman yang dapat diungkapkan dalam karya seni. Kreatifitas bukan melulu tentang “baru” Akan tetapi kreatifitas menuntut perupa menciptkan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Pada dasarnya karya seni berangkat dari realitas sosial. Lingkungan dan budaya.  Kreasi yang baru merupakan proses kreatif perupa dalam mencari ide dan mewujudkan karya seni

Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” mengemukakan dalam proses kegiatan kreativitas yaitu meliputi tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap iluminasi dan tahap verifikasi/produksi.

  1. Tahap Persiapan

Pada tahapan yang pertama penulis melakukan tahapan persiapan, pada tahapan tersebut penulis melakukan pembelajaran terkait konsep kekaryaan yaitu tentang esensi rumah. Pada proses tersebut penulis mulai mendeskripsi, menganalisis, menginterpertasi, dan menjustifikasi konsep yang penulis ajukan untuk mendapatkan gambaran yang akan penulis wujudkan menjadi karya seni. Selain pada konsep, penulis juga melakukan hal yang sama dalam proses penggalian terhadap bahasa ungkap yang akan penulis gunakan dalam kekaryaan.

  • Tahap Inkubasi

Tahap inkubasi adalah tahapan di mana perupa mulai mengambil jarak ataupun melepaskan persoalan dari apa yang telah prtupa lakukan secara intensif pada tahapan konsentrasi. Tahap inkubasi memberikan napas dan angin segar dari keterkungkungan tahapan konsentrasi yang menjenuhkan. Tahap inkubasi mampu memberikan manfaat kreatif yang menelusuri Lorong-lorong ide melampaui hal yang dipikirkan, namun menyatunya pemikiran dan perasaan. Pada tahap ini  pengumpulan data informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi menggerakkannya dalam alam prasadar.

3. Tahap  Iluminasi

Tahap iluminasi sebagai tahap lanjutan daripada tahap inkubasi. Tahap iluminasi merupakan hasil dari masa inkubasi. Pada tahap tersebut  mendapatkan kesegaran dan penerangan dari berbagai permasalahan yang muncul atau mendapatkan segala solusi untuk menyelesaikan perkara keruwetan atau kemandekan dalam proses penciptaan kekaryaan. Tahap iluminasi memberikan AHA! momen, di luar dugaan yang telah rencanakan.

  • Tahap Verifikasi

Tahap verifikasi/penciptaan ialah tahap akhir pada proses tahapan kreatif. Tahap verifikasi merupakan tahap mewujudkan hasil dari apa yang didapatkan dari keempat tahapan yang telah dijalankan untuk terwujudkan menjadi bentuk-bentuk karya seni.

Kreatifitas Perupa dalam berkarya Seni Rupa

Proses kreatif merupakan tahapan yang dilalui perupa/seniman untuk menemukan objek-objek dapat tersusun dalam wujud karyanya. Seni sebagai ungkapan ekpresi manusia yang berangkat dari pengalaman pribadi dan realitas sosial. Pengalaman pribadi yang mendasar dan melakat adalah tradisi atau kebiasaan sehari-hari. Sedangkan realitas sosial terbagi dua yaitu realitas sekarang dan kejadian masa lalu (tradisi budaya). ide seorang perupa tidak pernah lepas dari kebudayaan, kehidupan sosial, dan pengalaman pribadi.

Manusia sebagi pencipta seni tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan, begitu juga dengan kebudayaan merupakan hacil cipta dan karsa manusia. Meskipun manusia dapat dipastikan akan meninggalkan dunia secara silih berganti, namun budaya akan tetap ada apabila diwariskan kepada generasi berikutnya. Pewarisan yang terus mengalir dan cukup efektif  adalah melalui seni, baik pengangkatan dalam kontek tradisi, dalam konteks modern maupun pascamodern, akan tetapi budaya tradisi tetap sebagai ide dan konsep penciptaan.

Ada beberapa unsur budaya yang dapat dijadikan sebagai landasan ide atau akar pijakan dalam  penciptaan karya seni rupa.

  1. Kehidupan sosial: Karya seni dalam kontek sosial masa lalu, akan lebih cepat dipahami oleh penikmat seni. karena penikmat seolah-olah merasakan apa yang wujudkan oleh seniman. sehingga komunikasi seniman sampai kepada penikmatnya.
  2. Religi/kepercayaan: Salah satu bagian terpenting dari budaya adalah kepercayaan. Karena dapat mempengeruhi seluruh sistem budaya. Karya seni dalam konteks religi akan mengingatkan pengkarya dan penikmat seni kepada penciptanya
  3. Nilai moral: salah satu unsur budaya ini apabila dijadikan sebagai ide, karya seni akan memberi nasehat dan amanat kepada masyarakat.
  4. Adat istiadat: pada zaman globalisasi ini adat sudah mulai punah, masyarakat sudah mengalami perubahan budaya disebabkan masuknya budaya asing. Karya seni yang mampu mempebaiki adat istiadat di lahirkan dalam bentuk simbol-simbol.
  5. Sistem pemerintahan: sebagai unsur budaya yang selalu mengikuti perkembagan zaman. Karya seni dalam kontek sistem pemerintahan akan memberikan keritikan kepada para pemimpin bangsa.

Itulah beberapa unsur kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai landasan atau akar dalam ide yang kreatif dalam mewujukan karya seni. Seniman menciptakan  karya berangkat dari konsep tradisi kebudayaan secara tidak disadari seorang seniman telah mengabdi kepada masyarakat. Hal ini tentu melalui karya seni telah membangkitkan kembali nilai budaya tradisi yang mulai hilang dan susah digapai bak halusinasi. Ide penciptaan dalam konteks budaya yang diterapkan dalam  karya seni tersebut menjadi lebih tinggi nilainya daripada karya biasa. Tingginya nilai budaya sebuah karya akan menggambarkan pengetahuan dari perupanya.

Eksplorasi terhadap nilai-nilai tradisi budaya kemudian menjadi sumber inspirasi tersendiri yang diwujudkan dalam bentuk karya seni yang memiliki unsur artistik luar biasa dan dapat diapresiasi sebagai suatu pengembangan baru dalam berkarya. Karena sejatinya bentuk dan sifat seni memiliki dua aspek yang  berbeda namun perlu dipegang teguh yaitu tradisi dan inovasi. Satu sisi seni mengacu pada tradisi yang sudah ada, namun disisi lain seni memerlukan kreasi dan inovasi. Kreasi dan inovasi cenderung dengan novelty. Inovasi atau kebaruan sejalan dengan salahsatu sifat kreativitas dari pendapat Campbell (1986) kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya : a. Baru (Novel) : inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan. b. Berguna (Useful) : lebih enak, mendidik, memecahkan masalah, mengurai hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak. c. Dapat dimengerti (Understanding) : hasil yang amat sama dan dapat dimengerti. Kombinasi tradisi dan inovasi ini, mislanya terjadi pada karya seni rupa pascamodern atau dikenal dengan seni kontemporer. Karya mengangkat konsep budaya lokal dengan Kebaruan. Tidak hanya itu, desain pada benda pakaipun mulai memperhatikan tidak sekedar kegunaan namun pesan budayanya juga tetap disampaikan.

Contoh-contoh karya dengan konsep budaya lokal yang bertumbuh dengan mengkomunikasikannya dalam berbagai media

\"\"
Pace hitam kulit 45,5 cm x 51cm-batik tulis-Budaya LokaL
\"\"
Visual Wayang papua , pada berbagai media
\"\"
Prisca Amelia, 2021-budaya Lokal
\"\"
Rizky Ayu,  2021—Budaya lokal

Memilih jalan berkesenian berdasarkan budaya lokal oleh perupa/seniman mencerminkan sebuah kesadaran akan adanya hubungan timbal-balik dan saling menerima antara dunia antropologis dan kosmos secara luas serta nyaris tanpa batas. Konsep karya dengan wacana tradisi bukan belenggu yang melulu dalam pakem tertentu, tetapi sebaliknya jalan untuk tumbuh dan berkembang bersama dengan makna dan nilai yang khas lokalitas  namun bersifat luas, mendalam (membumi)  dan tinggi menjulang tumbuh ke langit dalam proses kreatif (secara konsep, proses dan visualisasi karya). Berkesenian dengan jalan tradisi membuka tantangan untuk melakukan petualangan dan penjajahan artistik serta estetik dalam urgensi dalamnya nilai kosmologi. Dengan demikian manusia akan menemukan peran yang tepat untuk dirinya di alam semesta, sehingga interaksi antara manusia dengan alam akan dapat dipertanggungjawabkan secara etis.

Kreatifitas dalam berkarya seni tidka lepas dari kebudayaan yang mendukungnya. Kebudayaan sebagai ide kreatif  penciptaan karya yang dekat dengan lingkungan masyarakat.Budaya sebagai landasan ide perupa dalam proses berkreativitas akan menjembatani perupa untuk berkomunikasi dengan apresiator sebagai penikmat seni. memudahkan seniman berkomunikasi dengan penikmatnya.

Mari berkarya dengan menjunjung tinggi arti akar budaya, yang syarat akan makna. Katakan Yes! untuk kreasi yang menginspirasi, No! untuk kreasi duplikasi yang mendegradasi budaya yang berarti. Apakah, sakral dan pakem akan kembali? Biarkan waktu yang mengamini harapan ini. Setidaknya, makna filosofi masih berarti disaat ini, walaupun penggunaan sakral dan kepercayaan akan kekuatan yang terkandung pada budaya perlahan dilahap secara bertahap oleh jiwa zaman.

Sumber  Bacaan

Agam, Rameli. 2009, Menulis Karya Ilmiah, Familai Pustaka Keluarga: Yogyakarta.

Bastomi, Suwaji. 1990, Wawasan Seni Semarang, IKIP Semarang Press: Semarang.

Campbell David, (1986), Mengembangkan Kreativitas, Yogyakarta: Kanisius.

Djelantik, A.A.M. 1999, Estettika sebuah pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia: Bandung.

Koentjaningrat. 1990, Pengantar Ilmu Antropologi, PT Rineka Cipta: Jakarta.

Sumardjo, Jakob. 2000,  Filsafat Seni, penerbit ITB: Bandung.

Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi, Pustaka Pelajar anggota IKAPI: Yogyakarta.

Yandri. 2009. Pengaruh Budaya Global dalam Lokalitas Budaya Tradisi. Sebuah makalah

M. Setia, Ellly dkk 2008, Ilmu Sosiial Dan Budaya Dasar, Kencan Prenada Media Group: Jakarta.

Wallas, Graham, The Art of Thought, England: Penguin Books, 1970.

Scroll to Top