Kria Gatra Karya

Catatan pamungkas tahun 2019, tebarkan karyamu sebelum kreatif itu menjadi bisu dan patah. Tiga patah kata pada judul diatas sudah ada sejak tahun 80 an. Tepatnya saat lomba motto kota Blitar, mengikuti lomba motto Blitar tetapi kalah dengan “Hurub Hambangun Projo”, karena dilengkapi dengan diskripsi visi, misi secara detail. Apa itu Kriya menurut Wikipedia [1] “Kriya bisa \”meminjam\” banyak pengetahuan dalam seni rupa murni seperti cara mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang perupa. Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam ataupun kayu. Sedangkan Gatra adalah : “lingkungan tertentu dalam kalimat yang dapat ditempati oleh suatu unsur bahasa.; kb, wujud, sudut panndang, aspek” [2]. Jadi Kria Gatra Karya bisa diartikan bahwa kria atau kreasi atau bisa disederhanakan sebagai kreatifitas akan mewunjudkan pekerjaan.

Tebarkan karyamu sebelum kreatif itu menjadi bisu dan patah. Akhir abad 10 adalah babak baru cendekiawan muslim lahir semisal Al-Khawarizmi penemu alur logika cikal bakal  Algoritma, Abul Wafa Al-Buzjani, matematika, Aastronom dan pencetus rumus umum sinus, Al Farabi, Al Batani,Ibnu Sina,Tsabit Bin Qurrah, Al Razi, Abu Musa Jabir Bin Hayyan dan tokoh kita Ibnu Muqlah.

Seni khususnya dekoratif memang akan tumbuh kepada siapa saja, tergantung kepada kita apabila ingin memperdalam. Termasuk seni tulisan kaligrafi memang telah berkembang menjadi bentuk jenis aneka ragam ekspresi, seniman kaligrafer biasanya melampiaskan karya mereka menjadi sesuatu hal aneh. Ini terbukti banyaknya khat model peninggalan mereka menempel di dinding Masjid termasuk di Masjid UMAHA dinding sebelah kiri dan kanan Imam nampak karya kaligrafi mahasiswa DKV UMAHA 2016 yang menjadi ornamen yang memperindah dalam interior bangungan.

\"\"

Tokoh kaligrafi Islam terkemuka didunia, bernama lengkap Muhammad bin Ali bin al-Husain Ibnu Muqlah. Adalah seorang Kaligrafer era Daulah Abbasiyah. Lahir pada hari Kamis  bakdho Ashar, pada akhir bulan Syawal 272 H di Baghdad. Dan beliau meninggal pada hari Ahad, 10 Syawal 328 H. Ibnu Muqlah adalah pemilik gagasan untuk mengubah bentuk khot dari kufi menjadi ‘bentuk dasar’ dari jenis khot seperti saat ini. Meskipun demikian, beliau juga bisa disebut sebagai penerus seorang kaligrafer pada akhir era Daulah Umawiyah yang bernama Quthbah Muharrar, karena usaha untuk memperbaiki dan mengubah khot kufi menjadi lebih indah.

Pengembangan teknik kaligrafi terus dilakukan. Di masa Abbasiyah, dikembangkan lagi gaya-gaya baru dan modifikasi bentuk-bentuk lama. Pada masa itu, mulai dikenal khatt Khafif Tsuluts, Khafif Sulusain, Riyasi, dan al-Aqlam as-Sittah (Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqah dan Tauqi). Gaya penulisan kaligrafi yang berkembang pada masa Daulah Abbasiyah lebih dari 300 jenis. Sementara itu, tokoh terkemuka disamping Ibnu Muqlah diantaranya adalah al-Ahwal,  Ibnu Bauwab, dan Yaqut al-Musta\’simi. Namun, melalui tangan Ibnu Muqlah, kaligrafi didesain menjadi bentuk-bentuk yang geometris. Huruf-huruf diberi ukuran menurut kadar tipis-tebal dan panjang-pendek serta lengkungan goresan secara pasti sehingga menghasilkan bentuk anatomi yang seimbang. Dialah yang pertama kali membagi jenis huruf Arab atas enam gaya, yakni kufi, naskhi, riqah, diwani, ta\’liq, dan tsuluts.

Rumus Ibnu Muqlah ini dinamakan al-Khatt al-Mansub yang terdiri atas komponen alif, titik belah ketupat, dan standar lingkaran. Karena itu, dalam pandangan Ibnu Muqlah, bentuk tulisan baru dianggap benar jika memiliki lima kriteria, seperti taufiyah (tepat), itmam (tuntas), ikmal (sempurna), isyba (padat atau proporsional), dan irsal (lancar goresannya). Sedangkan, tata letak yang baik (husn al-wad\’i), menurut ahli geometri ini, meliputi perbaikan dalam empat hal: tarsif (rapat teratur), ta\’lif (tersusun), tastir (selaras), dan tansil (ditulis bagaikan sebuah pedang karena keindahannya). Teori yang dikembangkan oleh Ibnu Muqlah ini sampai sekarang masih digunakan dan belum ditemukan teori alternatif yang lebih baik daripada al-Khatt al-Mansub.

Sementara itu, di wilayah Islam bagian barat (Magrib), yang mencakup negeri-negeri Arab dekat Mesir, termasuk Andalusia (Spanyol), pada abad pertengahan berkembang bentuk tulisan yang disebut khatt Magribi atau Kufi Barat. Bentuk tulisan khatt Kufi barat ini terdiri atas khatt  Qairawani, Andalusi, Fasi, dan Sudani. Selain keempat gaya tulisan ini, dikembangkan pula corak Tsuluts Andalusi dan Naskhi Andalusi.

Ibnu Muqlah mendapat bimbingan kaligrafi dari Al-Ahwal  al-Muharrir. karena kejeniusannya Ia dikenal sebagai \”Nabi\”nya para kaligrafer atau imam al-Khatthathin (pemimpin para kaligrafer ). Keberhasilan ibnu Muqlah adalah mengangkat gaya Naskhi menjadi gaya yang paling populer di pakai,   setelah abad sebelumnya didominasi Kufi. Gaya lain yang ditekuninya adalah Tsuluts , yang nantinya banyak berpengaruh pada karya Ibnu  Bawwab. Sumbangan Muqlah dalam kaligrafi bukan pada penemuan gaya baru tulisan, akan tetapi pada penerapan kaidah-kaidah yang sistematis untuk khat Naskhi , yang berpangkal pada alif.

      Sistem Ibnu Muqlah berpangkal pada tiga unsur kesatuan baku ,yakni :

  1. Titik  (yang dibuat dari tarikan diagonal pena)
  2. Huruf Alif vertikal.
  3. Lingkaran

Prinsip-prinsip geometrical  ini mendobrak cara penulisan Arab sebelumnya yang cenderung Nisbi. Metode penulisan baru ini.di sebut al-Khat al-Manshubi  ( kaligrafi yang \”terstandar\”), meski kaidah-kaidah itu tidak terpakai sekaku awal perintisan Ibnu Muqlah [5] .

Ibnu Muqlah memulai karirnya sebagai pegawai pemungut pajak di provinsi Persia.yang membawanya sukses untuk menduduki kursi tertinggi di istana Baghdad.  Beliau berkali-kali masuk penjara, sampai suatu saat ia harus membayar tebusan satu juta dirham. Karena kejeniusan akan ilmu tentang geometri yang menghasilkan khat kaligrafi naskhi dan kuhfi. Beliau harus membayar mahal dengan mempertaruhkan tangan kanan dan kirinya harus dipotong. Namun masih tetap menularkan ilmunya secara lisan sehingga akhirnya lidahnya juga harus dipotong. Meski demikian, sebagai kaligrafer beliau tidak pernah berhenti menulis,walaupun hanya dengan ujung tangan kanannya yang telah buntung.

Manusia sejak lahir tidak lepas dari ide-ide untuk menemukan suatu cara yang tepat, yang pas sehingga apa yang menjadi jalan fikirannya, tersalurkan. Oleh karena itu produk-produk yang dihasilkan sebaiknya dikumpulkan dan di filing dalam bentuk digital. Apa manfaatnya setidaknya sebagai evaluasi diri pencapaian yang sudah dilakukan. Tetapi nantinya akan sangat bermanfaat ketika memerlukan sebuah porto folio sebagai rekam jejak masa lalu yang tidak bisa dibuat secara tiba-tiba. Manfaat itu pada saat orang lain butuh informasi akan kemampuan diri kita. Hanya cukup melihat porto folio sudah mampu mengukur kemampuan. Kelanakan karyamu sebelum kreatif itu membisukanmu, kelanakan kreatifitasmu sebelum kreatif itu mematahkan kreasimu.

Catatan kecil dari Dapur : pjj.umaha, cyber.umaha, daring.umaha, e-learning.umaha, spada.umaha, kelasdigital.umaha,  untuk menyongsong massa kreatif dan inovatif Twenty Do (20Doble).

Referensi :

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kriya
  2. https://glosarium.org/arti-gatra/
  3. http://www.kaligrafi-masjid.com/2016/04/tokoh-kaligrafi-islam-dunia.html
  4. https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/pnlc64313/ada-300-jenis-gaya-penulisan-kaligrafi-di-masa-abbasiyah
  5. https://www.aankaligrafi.com/2018/02/ibnu-muqlah.html
Scroll to Top