September 19, 2021

Tim Wira Desa UMAHA 2021 Beri Pelatihan Shopee dan Instagram pada Usaha Pengrajin Bambu dan Pembuatan Sofa

Penulis : Khoirunisa dan Intan Syahrani Putri Prodi : Teknik Informatika UMAHA Semester 5 Acara pelatihan serta pendampingan dalam pemanfaatan marketplace Shopee dan media sosial pada Program WiraDesa 2021 yang diselenggarakan pada hari minggu, 12 september 2021. Kegiatan ini dilakukan secara offline (tatap muka) dengan menerapkan protokol kesehatan yang lengkap yang dihadiri oleh kedua pelaku usaha, yaitu usaha pengrajin bambu dan usaha pembuatan sofa. Acara ini sudah terstruktur dengan baik sesuai dengan timeline kerja serta pembagian tugas dari masing-masing anggota kelompok. Pada kesempatan ini, pelatihan dipandu oleh Agvilla Kusumawardani dan Nur Azmil Umur sebagai presentator hari ini. Dalam pelatihan ini, Agvilla dan Azmil menjelaskan mulai dari “mengapa harus memilih shopee untuk berjualan?”  “Apa saja keuntungan yang didapat jika berjualan melalui marketplace di shopee?”, kami juga menjelaskan bagaimana strategi dan trik agar bisa memanfaatkan fitur yang ada di Aplikasi Shopee dengan baik.  Bukan hanya penjelasan saja yang kami berikan saat pelatihan tetapi kami juga melakukan praktik secara langsung agar para pemilik usaha tidak kebingungan. Dikarenakan salah satu dari pemilik usaha sama sekali belum mempunyai akun di shopee. Jadi, kami memandu salah satu pemilik usaha itu untuk membuat akun terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan menjelaskan bagaimana caranya mengunggah foto-foto produk di shopee agar bisa dilihat oleh calon pembeli. Kami juga menjelaskan bagaimana trik yang harus dilakukan agar produk tersebut tampak menarik, seperti melakukan foto katalog produk dll. “Kemarin saya ada pembeli, tetapi ada masalah untuk pilihan metode pembayarannya. Itu bagaimana solusinya?” tanya bapak lukman selaku pemilik usaha pembuatan sofa. Kami juga  memberi peluang untuk para pemilik usaha untuk menyampaikan kendala yang dialaminya agar kami bisa saling berbagi pengalaman dan memberi solusi atas kendala tersebut. Selain penjualan marketplace di shopee, kami juga berbagi pengalaman kepada para pemilik usaha bagaimana cara memasarkan penjualan melalui Sosial Media, yaitu Instagram . Instagram adalah salah satu sosial media yang sangat digemari oleh para remaja hingga orang dewasa, disitu kami menjelaskan bahwa instagram bisa dijadikan wadah untuk memamerkan produk agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat. Caranya adalah dengan mengupload foto-foto produk dan bisa juga membuat konten video agar produk tampak lebih menarik dan terlihat jelas kualitasnya. Instagram bisa juga dijadikan tempat jual beli, yaitu dengan membuat akun instagram bisnis. Kami juga berbagi pengalaman bagaimana cara mempromosikan di instagram, yaitu dengan memanfaatkan fitur instagram adsense. Kami berusaha menjelaskan semaksimal mungkin agar para pemilik usaha dapat mengerti dan paham tentang apa yang kami jelaskan.  Selain Instagram, kami juga sedikit menjelaskan tentang sosial Media Tiktok. Karena Tiktok adalah sosial media yang sedang tren dan digemari oleh para remaja dan orang dewasa, Tiktok bisa dijadikan wadah untuk memamerkan produk yaitu dengan cara membuat konten video, selain itu Tiktok bisa digunakan untuk tempat jual beli, yang biasa disebut dengan Tiktok Shop, disitu kita bisa mengunggah katalog-katalogproduk yag ingin dijual belikan.

Tim Wira Desa UMAHA 2021 Beri Pelatihan Shopee dan Instagram pada Usaha Pengrajin Bambu dan Pembuatan Sofa Read More »

Mahasiswa Kelompok 35 Gandeng Mitra \\\”Pait Coffe\\\” dan \\\”CV Euforia Garment\\\” dalam Program KKN Kewirausahaan UMAHA Tahun 2021

Penulis : Asnifah Mahasiswa Semester 7 Program Studi Akuntansi; Presiden mahasiswa UMAHA 2021-2022 Pada Hari Minggu, 12 September 2021 Mahasiswa KKN Kewirausahaan UMAHA Tahun 2021 dari Kelompok 35 melakukan survei Mitra UMKM yang nantinya akan dilakukan pendampingan usaha dengan melakukan analisa permasalahan setiap mitra. Kelompok 35 yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Hj. Rahayu Sri Utami., S.H., M.Hum., M.Kn. Kelompok 35 memiliki 5 sasaran mitra yang menjadi referensi Pendampingan Usaha, yakni Pait Coffe, CV Euforia Garment, Pabrik Sepatu Krian, Griya UMKM Taman dan Riot Companny. Namun dari 5 referensi yang telah kelompok ini analisa, hanya dua mitra yang bisa untuk ditindak lanjuti dalam pendampingan usaha, antara lain: Pait Coffe dan Cv Euforia Garment. Pait Coffee merupakan UMK yang bergerak di bidang minuman. Produk yang dikeluarkan adalah kopi. Pait coffe sendiri berdiri sejak 2 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2020. Pait coffe ini didirikan oleh pemuda lokal nganjuk, yakni Maulana Hasan Mutohar yang juga merupakan Alumni S1 Informatika Universitas Maarif Hasyim Latif – Sidoarjo. Usaha Pait Coffe ini mengalami perjalanan yang cukup sulit dikarenakan banyak pabrik-pabrik besar yang menghasilkan produk kopi, berawal dari nama Ringai Coffe dimana brand tersebut kurang menarik dalam segi pemasaran sehingga berubah brand menjadi Pait Coffe.  Meskipun Pait Coffe memiliki brand yang menarik dan juga menjadi ciri khas dari kopi tersebut, Pait Coffe tidak mengalami peningkatan penjualan secara signifikan. Oleh karena itu, kami dari kelompok 35 mengusung UMK ini untuk kami jadikan mitra pendampingan usaha agar mampu bersaing dengan menciptakan inovasi – inovasi terbaru yang mampu menunjang keberhasilan dari UMK tersebut. Inovasi-inovasi yang kami tawarkan yakni mampu menciptkan kemasan yang lebih efektif dan juga jenis jenis rasa. Dari kemasan standing pouch nantinya kami harap dengan adanya pendampingan ini mampu membuat kemasan berupa sachet dengan beberapa jenis rasa. Berikut adalah salah satu contoh inovasi dari kelompok KKN 35 pada kemasan Pait Coffe. Adapun mitra kami yang kedua, yakni: CV Euforia Garment yangmerupakan sebuah usaha yang bergerak dibidang konveksi sablon, dimana usaha ini sudah berjalan selama 4 Tahun.Nama owner dari usaha ini adala Mashuri yang merupakan mahasiwa DKV Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo. Usaha Garment ini mengalami peningkatan dalam segi penjualan, namun dari segi manajemen usaha kurang benar. Hal tersebut dapat dilihat dari keluar masuknya pegawai di bagian produksi yang diakibatkan kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh pegawai tersebut, ditambah lagi dengan kurangnya penguasaan dalam segi administrative. Oleh karena itu, kami rasa perlu untuk dilakukan pendampingan dengan harapan kami dapat menciptakan System Operating Prosedure (SOP) dalam pengelolaan usaha dan mampu membuat pelatihan di bidang garment. Berikut salah satu contoh hasil produksi dari Euphoria Garment. Dua mitra di atas nantinya akan menjadi sebuah agenda kami untuk dapat mewujudkan luaran- luaran yang kami harapkan dan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan perkembangan dari segi internal maupun eksternal usaha kedua mitra KKN.

Mahasiswa Kelompok 35 Gandeng Mitra \\\”Pait Coffe\\\” dan \\\”CV Euforia Garment\\\” dalam Program KKN Kewirausahaan UMAHA Tahun 2021 Read More »