September 20, 2022

Perah Susu Kambing Etawa, Mahasiswa KKN Siap Unggulkan Susu Murni Kambing Etawa

Dusun Arjosari merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Wonosalam adalah salah satu penghasil durian terbesar di Jawa Timur. Selain durian, Wonoslaam juga merupakan penghasil cengkih, kopi, salak dan pisang. Mayoritas warga Wonosalam bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, jadi selain hasil pertanian dan perkebunan terdapat juga banyak hasil peternakan seperti susu sapi dan susu kambing. Walaupun sudah menjadi unggulan,ini baru mencakup wilayah kabupaten saja. Padahal potensi pemasarannya sangat besar dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Dusun Arjosari. Mencari bekal pengalaman, Kelompok KKN-T (Kuliah Kerja Nyata – Tematik) Kelompok Panglungan 1 yang diketuai oleh Ady Lesmana melakukan survey ke lokasi peternakan kambing etawa yang berada di Dusun Arjosari (17/8). Saat di lokasi, beberapa tim KKN-T Panglungan 1 diberikan edukasi singkat terkait kambing etawa serta proses memerah susu kambing etawa dan melakukannya secara langsung setelah mendapat dari arahan pemilik. Pak Gufron selaku pemilik peternakan mengatakan “Pada saat pandemi Covid-19 terjadi permintaan susu kambing etawa, meningkat. Hal tersebut dikarenakan susu kambing etawa bisa menyehatkan juga meningkatkan kekebalan tubuh. Tetapi untuk saat ini jumlah permintaan susu kambig etawa tidak terlalu banyak”. Atas dasar permasalahan tersebut, kelompok KKN-T Panglungan 1 ingin mengembangkan pemasaran susu kambing etawa tersebut. Pemilik juga mengatakan bahwa saat ini belum bisa mengoptimalkan penggunaan media sosial. Untuk itu tim KKN UMAHA mengupayakan pemasaran melalui digital marketing. Beberapa hari berikutya, Minggu (28/8) Tim KKN-T Panglungan 1 membagikan beberapa botol susu kambing etawa ke beberapa penjual di daerah Wonosalam, sebagai sampel untuk mengenalkan susu kambing etawa kelompok ternak kambing etawa Dusun Arjosari. Bersamaan dengan hal tersebut, seluruh anggota tim KKN-T Panglungan 1 melakukan penguploadan story melalui sosial media masing-masing. “Terima kasih kepada tim KKN-T UMAHA Panglungan 1 yang telah memasarkan susu kambing etawa. Ahamdulillah susu kambing etawa kelompok ternak kambing etawa lebih dikenal dan jumlah permintaan meningkat” tutur Gufron selaku ketua kelompok ternak kambing etawa.

Perah Susu Kambing Etawa, Mahasiswa KKN Siap Unggulkan Susu Murni Kambing Etawa Read More »

KKN UMAHA Menumbuhkan Kesadaran Pengolahan Koip Excelsa Guna
Meningkatkan Pereokonomian

Sebagian besar warga Desa Sumberejo Dusun Sumberejo RT 02 RW 02 merupakan Petani yang notabenya memiliki lahan sediri untuk dikelola. Dari lahan tersebut terkumpul banyak hasil bumi yang dapat diolah lagi menjadi sebuah produk. Namun kurangnya kesadaran dalam pengolahan hasil bumi menyebabkan berkurangnya pula hasil jual dari hasil bumi itu. Kami Mahasiswa KKN Universitas Maarif Hasyim Latif Kelompok 1 Sumberejo yang bertempat di RT 02 RW 02 berinisiatif untuk membantu para petani tersebut dalam mengembangkan hasil panen mereka yang awalnya pasca panen langsung dijual di tengkulak hingga nantinya kami ingin membuat sebuah terobosan dan kebiasan baru yaitu mengolah hasil pasca panen tersebut mendaji sebuah produk yang bernilai lebih. Dari hasil survey kelompok kami memilih salah satu hasil bumi yaitu kopi. “Kenapa kami memilih kopi? Ya, karena kopi memiliki nilai jual yang lumayan tinggi ketika diolah menjadisebuah produk, misal seperti kopi bubuk yang diminati banyak orang yang harga perkilonya jauh lebih mahal dari pada harga perkilo jika tidak diolah.” Ujar anggota kelompok saat berdiskusi dengan DPL. Kopi yang dapat tumbuh desa Sumberejo ini adalah jenis Excelsa atau masyarakat lokal menyebutnya dengan asisa dan juga Robusta. Kami memilih kopi dengan jenis excelasa untuk dijadikan sebagai tujuan dari proker utama kami ya itu “Pemberdayaan Dan Pelatihan Petani Kopi Excelsa Dalam Meningkatkan UMKM Dusun Sumberejo”. Langkah awal kami adalah dengan mengumpulkan para petani penghasil kopi yang ada di dusun sumberejo. Setelah terkumpul kami pun memantu membentuk struktural dari kelompok petani kopi tersebut. Singkatnya terpilihlah Ibu Yuyun warga kidul kali RT 02 sebagai ketua kelompok petani kopi di dusun sumberejo dengan anggota yang berjumlahkurang lebih 15 anggota. Selain itu kami juga mengadakan program pelatihan untuk kelompok tani tersebut mulai dari tentang bagaimana cara perawatan pohon kopi, cara panen, pasca panen, penjemuran,roasting, pembubukan, pengemasan dan juga pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran kami mengajarkan bagaimana cara agar produk itu bisa dikenal oleh masyarakat luas tidak hanya di jombang saja namun juga sampai luar jawa, yaitu dengan cara memanfaatkan media marketplace dan kami memilih shopee dengan beberapa kelebihannya dibandingmarketplace yang lain. Kami mengajarkan secara detail mulai dari pembuatan akun hingga pengiriman barang. Kegiatan tersebut diberi respon positif oleh BPD Sumberejo Bapak Hariawan, “Kegiatan ini sangat bagus dan harapan saya semoga bisa bermanfaat untuk semua dan semoga akan terus berlanjutkedepannya.” Tidak hanya sampai di situ saja, kami juga membuat alat mesin penggiling kopi untuk membantu para petani kopi dan warga yang membetuhkan alat tersebut, guna untuk meningkatkan kesadaran dalam pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk atau kopi yang sudah roasting untuk meningkatkan harga jual yang nantinya juga dapat meningkatkan perekonomian warga Dusun Sumberejo.

KKN UMAHA Menumbuhkan Kesadaran Pengolahan Koip Excelsa Guna
Meningkatkan Pereokonomian
Read More »

Gelar Prosesi Wisuda, Rektor UMAHA Beberkan Tantangan di Era Globalisasi

Sidoarjo – Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sidoarjo, menggelar Wisuda Sarjana dan Diploma ke-20 Periode 2 Tahun Akademik 2021/2022, pada Sabtu (17/9/2022). Prosesi wisuda yang dilakukan di kampus UMAHA, Jalan Ngelom Megare, Taman, Sidoarjo itu, diikuti 350 wisudawan dari Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum. Rektor UMAHA, Prof. Dr. H. Ahmad Fatoni Rodli M.pd. mengatakan, tantangan para wisudawan sekarang ini adalah, bagaimana bisa berkompetisi di era globalisasi. Ketika tenaga kerja lintas negara menjadi sesuatu yang lazim sekarang ini. “Wisuda kali ini kita mengangkat tema, bagaimana kita bisa bersaing dengan teman-teman lainnya,” imbuhnya. Menurut Ahmad Fatoni, level kompetensi SDM lokal, sebenarnya disukai para penyedia lapangan kerja di luar negeri. “Kita ini dari aspek kompetensi sudah oke, dari aspek akhlakul karimah sudah disukai. Tapi dari aspek bagaimana berbahasa, bagaimana berkomunikasi dengan pengalaman internasional, itu yang kurang PD (Percaya Diri), bukan berarti tidak mampu,” terangnya. Lebih lanjut, Ahmad Fatoni menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke luar negeri. Menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhitungkan, karena menjadi bagian G-20. Kelompok negara dengan perekonomian besar didunia. “Kenapa, Indonesia dilihat sebagai satu-satunya negara ASEAN yang ada dalam kelompok negara G20. Seiring dengan prediksi politik global mengarah ke Timur. Indonesia, India, China, dan Taiwan, menjadi bagian tak terpisahkan dari geopolitik global yang akan mencuat,” jelasnya. Soal kurang percaya diri dalam berbahasa dan berkomunikasi, bisa diselesaikan dengan praktis di lapangan. “Kita bersaing dengan teman-teman. Ini kita pesaingnya ada India, Thailand kemudian Filipina. Lihat saja di Jakarta banyak TKA dari negara-negara tersebut,” jelasnya Ahmad Fatoni menambahkan, dalam percaturan ekonomi global, Indonesia harus bisa memberikan warna sendiri. Yaitu ekonomi Pancasila, di tengah berbagai poros ekonomi, seperti ekonomi konglomerasi dan ekonomi sosialis. “Kita harus memberikan warna yang berbeda terhadap mazhab ekonomi dunia. Ada ekonomi konglomerasi, ekonomi sosialis. Kita harus coba dengan mazhab Ekonomi Pancasila, dengan mengkaji ekonomi Islam yaitu ekonomi syariah. Yang konglomerasi bagaimana, kemudian yang sosialis bagaimana. Kita kaji dengan Badan Ristek Bidang Ekonomi Kerakyatan dengan membentuk pola kerja sama,” pungkasnya. (Sumber: mercuryfm.id)

Gelar Prosesi Wisuda, Rektor UMAHA Beberkan Tantangan di Era Globalisasi Read More »

UMAHA Lepas 350 Wisudawan, Siap Berkompetisi di Era Globalisasi

Sidoarjo – Wisudawan dituntut mampu berkompetisi di era globalisasi. oleh karena itu wisudawan harus mampu memiliki daya saing ditengah gempuran tenaga kerja lintas negara. Hal tersebut diutarakan oleh Rektor Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sidoarjo, Prof. Dr. H. Ahmad Fatoni Rodli M.pd., seusai menggelar Wisuda Sarjana dan Diploma ke 20 Periode 2 Tahun Akademik 2021/2022, yang diikuti 350 wisudawan dari Fakultas Tehnik dan Fakultas Hukum pada Sabtu (17/09/2022) di kampus UMAHA, Jl. Ngelom Megare Sidoarjo itu,. “ Tantangan para wisudawan sekarang ini adalah, bagaimana bisa berkompetisi di era globalisasi. Kita sudah persiapkan dengan baik selama ini. Dan harapan kita mereka sudah bisa bersaing,” katanya. “Ketika tenaga kerja lintas negara, menjadi sesuatu yang lazim sekarang ini. Maka kami mengangkat tema bagaimana kita bisa bersaing dengan teman-teman lainnya,” lanjutnya. Menurut Ahmad Fatoni, kesiapan sumber daya manusia (SDM) lokal sebenarnya sudah memiliki modal dasar yang kuat karena fakta dilapangan level kompetensi SDM lokal, sebenarnya disukai para penyedia lapangan kerja di luar negeri. “Kita ini cuma kurang PD (percaya diri). Padalah, dari aspek kompetensi sudah oke dari aspek akhlakul karimah sudah disukai. Tapi dari aspek bagaimana berbahasa, bagaimana berkomunikasi dengan pengalaman internasional, itu yang kurang PD (Percaya Diri). Tapi bukan berarti tidak mampu,” bebernya. Meski begitu, kata Ahmad Fatoni, masalah kurang percaya diri dalam berbahasa dan berkomunikasi bisa diselesaikan dengan praktis di lapangan. Karena sat ini persaingan tenaga kerja selain antar sesama teman persaingan antara negara-negara lain juga tak kalah sangat ketat. “Kita bersaing dengan teman-teman. Ini kita pesaingnya ada India, Thailand kemudian Filipina. Lihat saja di Jakarta banyak TKA dari negara-negara tersebut,” jelasnya Disisi lain, Ahmad Fatoni juga menerangkan bahwa, dalam percaturan ekonomi global, Indonesia harus bisa memberikan warna sendiri. Yaitu ekonomi Pancasila, ditengah berbagai poros ekonomi, seperti ekonomi konglomerasi dan ekonomi sosialis. “Kita harus memberikan warna yang berbeda terhadap mazhab ekonomi dunia. Ada ekonomi konglomerasi, ekonomi sosialis. Kita harus coba dengan mazhab Ekonomi Pancasila, dengan mengkaji ekonomi Islam yaitu ekonomi syariah. Yang konglomerasi bagaimana, kemudian yang sosialis bagaimana. Kita kaji dengan Badan Ristek Bidang Ekonomi Kerakyatan dengan membentuk pola kerjasama,” pungkasnya. (Sumber : cakrawalanews.co)

UMAHA Lepas 350 Wisudawan, Siap Berkompetisi di Era Globalisasi Read More »