Inaugurasi Guru Besar Prof Dr Achmad Fathoni Rodli, M.Pd Atas Penganugrahan Gelar Profesor Of Education Management

\"\"

SIDOARJO– Penobatan guru besar atas gelar Profesor of Education Management yang dipusatkan di gedung serbaguna kampus Universitas Maarif Hasyim Latif (Umaha) Sidoarjo – Jawa Timur, pada Sabtu (24/09/2022).

Penobatan gelar profesor ini diberikan oleh Eastern Institute for Integrate Learning in Management (EIILM) KOLKATA India sebagai guru besar manajemen pendidikan pada Prof Dr Achmad Fathoni Rodli, M.Pd.

Prof Dr Achmad Fathoni Rodli,M.Pd mengatakan, peningkatan pendaftaran peningkatan calon guru besar dari rektor ke kepala rektor karena sistemnya yang dirubah. “Sistem yang kita rubah, pemerintah akan mereview dan menyempurnakan. Alhamdulillah bukan pemerintah Indonesia, bahkan dari luar yang diberikan pada saya,” terangnya.

Justru India melirik Indonesia, mereka melihat SDM Indonesia rata-rata yang kepatuhannya dan sopan dalam bertutur. Namun CEO-CEO di dunia banyak orang India, bahkan Autralia memberikan warga negara kesempatan pada India, karena Indonesia kurang PD (percaya diri), ujar Prof Fathoni, Sabtu (24/09/2022) di Sidoarjo.

\"\"

“Menurut saya, kita garap pendidikan PD. Kita ini dapat dua yakni penghargaan dan agre, kelemahan kita ini kurang PD,”ucap dia.

Supaya menjadi eksperien, banyak ilmu-ilmu yang belum dieksplesitkan. Supaya menjadi ilmu yang eksplisit, kedepan akan dilakukan pertukaran Profesor antar negara tentang pengamanan kenegaraan. Karena menyampaikan sukses stori dianggap riak, karena yang dipamerkan itu tidak pantes, sambung Prof Fathoni.

”Harapannya peningkatan pendidikan tidak harus sesuai dengan tingkatanmu atau masamu. Namun, berikan pelajaran sesuai masanya. Bukan memaksakan, sekarang kurikulum hanya berdasarkan asumsi,” tuturnya.

Bagaimana pengajar bisa memahami, learner karakteristik, wataknya bagaimana? karakternya bagaimana?, harapan hidupnya bagimana? lalu lakukan asesmen terhadap orang tua dan dipadukan. Inilah yang menjadi acuan kurikulum pelajaran yang diberikan, urai Prof Fathoni.

”Sekarang pembelajaran sudah berubah, dulu pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, tapi sekarang segala informasi bisa didapatkan dan diakses dengan cepat dan muda. Mereka para pengajar harus bisa menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi yang ada,” kata Prof Fathoni.

Dan pemerintah tidak bisa sendiri, namun perlu secara bersama-sama melakukan dan menghadapi perkembangan global, tukasnya. (Sumber : JURNALBERITA.ID)

Scroll to Top